HIDUP ITU INDAH, TAPI KALANYA HIDUP ITU MENAKUTKAN, MENEGANGKAN, DAN JUGA MEMBOSANKAN. HIDUP MELIPUTI BANYAK HAL KEGIATAN DARI YANG SEPELE SAMPAI YANG JELIMET. BANYAK HAL YANG KITA LALUI, TAPI KADANG KITA MELUPAKAN SESUATU YANG BERHARGA SAAT ITU. UNTUK ITULAH PERLU ADANYA "CATATAN PENTING KEHIDUPAN" AGAR SUPAYA KENANGAN DAN PELAJARAN ITU TAK SIRNA DAN DAPAT MENJADI PELAJARAN TATKALA KITA BUKA DAN KITA RENUNGKAN

Jumat, 04 September 2009

Berpuasalah agar Sehat

Sebagai ibadah, puasa memang wajib dijalankan oleh umat Islam, agar mereka menjadi manusia-manusia yang bertakwa. Namun, puasa juga memiliki manfaat bagi kesehatan dan hal itu kerap disebutkan baik dalam Alquran maupun Hadist.

DALAM Surat Al Baqarah Ayat 148, Allah SWT berfirman: ”Maka orang yang sakit di antara kamu atau dalam perjalanan, maka hendaklah ia mengerjakan puasanya yang ia tinggalkan dalam sakit atau dalam safar di hari-hari yang lain”.

Sebuah Hadist juga mengisyaratkan adanya hubungan antara puasa dan kesehatan: ”Berpuasalah kamu, maka kamu akan sehat”. Puasa, secara kimia, tidak diakhiri ketika simpanan karbohidrat di dalam tubuh mulai digunakan sebagai sumber energi. Ia akan terus berlanjut selama simpanan lemak dan karbohidrat tersebut digunakan untuk energi.

Berbeda dengan pemakaian simpanan protein. Ketika simpanan protein dihabiskan untuk energi, yang mengakibatkan hilangnya massa otot, maka secara teknis orang tersebut akan merasa kelaparan. Dari aspek gizi, puasa paling tidak akan mengurangi asupan zat gizi, terutama kalori, sekitar 20-30 persen.

Namun dari aspek kesehatan, puasa ternyata memberi banyak manfaat terhadap tubuh orang-orang yang menahan lapar dan haus tersebut.
Penderita Sakit Puasa Ramadan memang menjadi kewajiban bagi kaum muslim. Namun pada kondisi tertentu, umat Islam dibolehkan tidak berpuasa. Misalnya orang lanjut usia atau sedang menderita sakit.

Meski demikian, ada beberapa kiat khusus bagi penderita penyakit kronis atau pasien geriatri agar tetap mampu menjalankan puasa dengan baik dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan.

Pada usia lanjut, perlu pertimbangan khusus. Puasa memang mengandung konsekuensi membatasi jumlah kalori yang masuk ke tubuh.

Berbagai penelitian pada hewan menunjukkan, pembatasan kalori bisa memperpanjang usia harapan hidup, meningkatkan kesehatan secara umum, menurunkan risiko berbagai penyakit, dan sebagainya.

Untuk mencukupi kebutuhan kalori selama puasa, disarankan pada saat sahur minimal tubuh mendapat 40 persen kalori, saat berbuka 50 persen kalori, dan sesudah tarawih 10 persen kalori.

Yang perlu diperhatikan, jangan sampai tubuh kekurangan cairan. Karena itu, disarankan mengonsumsi cairan minimal 30-50 cc/kg berat badan/hari atau 8-10 gelas.

Jumlah itu bisa didapatkan pada saat buka, sahur, waktu sesudah salat tarawih, maupun sebelum tidur. Hindari minum teh atau kopi, karena akan memperbanyak kencing.
Diabetes Mellitus Pada penderita diabetes mellitus (DM), puasa juga akan merubah beban kerja sistem metabolisme energi dan lemak. Puasa juga akan menurunkan gula darah dan hormon insulin.

Pada pasien ini, energi saat puasa diperoleh dari cadangan energi melalui pembakaran lemak, cadangan di otot, dan produksi di hati. Dengan begitu, kebutuhan energinya terpenuhi.

Untuk obat-obatan DM, perlu dilakukan penyesuaian dosis dan waktu pemberian. Bagi yang memerlukan suntikan insulin dua kali atau lebih disarankan untuk tidak berpuasa dulu.

Pemantauan kadar gula harus terus dilakukan untuk mewaspadai kemungkinan terjadi penurunan gula darah secara drastis (hipoglikemia).
Sakit Maag Selain usia lanjut dan penderita DM, banyak juga penderita gangguan lambung (maag) yang khawatir jika berpuasa. Pada saat berpuasa, terutama setelah 6-8 jam kosong, akan terjadi peningkatan asam lambung yang bisa menyebabkan gejala sakit maag.

Padahal, penderita sakit maag bisa berpuasa terutama bila sakit maagnya hanya berupa gangguan fungsional. Pemicunya antara lain makan tidak teratur, kebiasaan makan camilan berminyak, minum minuman bersoda, dan merokok.
Justru dengan puasa, maka pola makannya menjadi teratur, dan kebiasaan makan tidak sehat bisa dihindari. Dengan demikian, selama berpuasa, penderita maag fungsional bisa lebih sehat dan keluhan sakitnya akan berkurang.

Diet sehat untuk penderita gangguan lambung selama puasa adalah selalu menghindari makanan yang banyak mengandung gas (nangka, kol), makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung (kopi, minuman bersoda, alkohol), dan makanan yang sulit dicerna.

Hindari pula makanan yang bisa merusak dinding lambung (cuka, merica, cabai), serta makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah yang bisa menyebabkan cairan lambung naik ke kerongkongan, misalnya alkohol, cokelat, dan makanan berlemak. (32)

—Prof Dr dokter Anies MKes PKK, guru besar Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan pada Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, serta ahli kedokteran keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar